Newsletter



Selasa, 25 Mei 2010

Stadon Taman BMW

Stadion Taman BMW

Spoiler for taman bmw:

Kota : Jakarta, DKI Jakarta

Dibangun : masih dalam tahap pembangunan (dijadwalkan rampung 2011)

Kandang : -

Kapasitas : 40.000 kursi.

Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Modern

Kategori : A

Sejarah Singkat

Stadion Taman BMW merupakan kandang masa depan klub elit sepakbola Indonesia, yaitu Persija Jakarta. Yang mana stadion ini akan menjadi salah satu stadion sepakbola modern terbaik di Asia. Dapat di bayangkan apabila stadion ini selesai sesuai perencanaan yang telah ada, stadion ini bakal menjadi Allianz Arena nya Indonesia ataupun menyerupai Emirates Stadium yang ada di Inggris. Semoga Terwujud.

Perkiraan Kondisi

Tribun : A

Tempat duduk : A

Fasilitas : A

Rumput : A

Drainase : A

Penerangan : A

Papan Skor : A

Kondisi : A

Sabtu, 22 Mei 2010

Kerinduan Itu Akhirnya Terobati

Ditulis Oleh adminnya
Tuesday, 06 March 2007

Waktu sudah menunjukkan Pkl. 13.00 WIB ( red : Minggu, 4 Maret 2007 ), segera saja gue kirim sms ke rekan JO yang mengurus tiket, minta dibooking tiket Tribun JO 1 buah ( duh asyiknya...jaman udah berubah..pesen tiket bisa lewat sms...kaga perlu antri lagee..). Sambil tersenyum gue dalam hati mengucapkan terima kasih banyak kepada rekan-rekan JO yang udah berusaha mendapatkan kuota tiket di Tibun Kelas 1. Meski saat ini masih sekitar 20-an tiket, tapi gue yakin kedepannya akan semakin banyak kuota tiket yang didapat.

Istirahat dulu, makan siang, trus sholat dhuhur. Kira-kira sepeminuman teh ( hiks..kayak cerita Wiro aje ye..), gue kembali konfirmasi kepada rekan B, kalo gue jadi ke Boeloes siang ini tuk nonton partai Persija vs PSSB. Rasa rindu di hati untuk menyaksikan secara langsung Sang Macan Kemayoran terasa sekali. Apalagi gue bakal ketemu temen-temen JO yang lumayan gokil.

Pkl. 14.00 WIB gue pacu kendaraan kesayangan gue menuju Jakarta. Masuk daerah Cilandak, seperti biasa warna-warna oren udah banyak yang keliatan. Dari mulai yang menggunakan motor, bis kota, numpang bak terbuka, angkot, sampai bis-bis besar. Sebenarnya gue rada sangsi , ini kan bukan bigmatch, tapi animo pecinta Persija kok lumayan gede yah ? ( Alhamdulillah, dari hari ke hari makin banyak aje nich suporter oren nya ). Tiba di stadion, gue langsung ke depan Sekretariat Jakmaia tempat rekan JO ngumpul, dan langsung dech ambil tiket bookingan gue. ( Cepat bukan....Ingat..Ga perlu antri..dan harga normal... ).

Saat itu waktu menunjukkan Pkl. 14.30 WIB, suasana stadion ramai sekali. Setelah bertemu Mr. E ( pentolan ex. Korwil Priok ), gue ama doi jalan-jalan dulu muter stadion sambil melihat-lihat suasana. Gilee...baru jam segini, suasana stadion rame bener. Sepintas gue liat Tribun Timur udah penuh sesak, tapi di sekitar stadion masih buanyakk temen-temen The Jak yang ga kebagian tiket, ampe tanya ke gue segala punya tiket lebih ga ( et dah..tampang gue kayak tampang calo tiket kali ye..hiks..)

Setelah cukup puas, akhirnya gue ama E memutuskan untuk masuk stadion, meski akhirnya kepisah saat masuk stadion, tapi akhirnya kita semua bergabung jadi satu di tribun JO. Ada Mario Ambon, Yudhi Kurus, Aldy Gendut, Gerry Dekil, Adam Jasulmei, dan yang lainnya ( sorry pren ga kesebut semua ). Nah, pas ketemu ama Mr. Cool & Mr. Tito, gue sempet kagum juga, ternyata doi berdua udah punya ID khusus reporter resmi Jakmania Online yang artinya berhak meliput seluruh pertandingan resmi Persija di Liga Indonesia 2007, aksesnya ga cuma foto-foto doank, tapi juga punya hak untuk mewawancara pemain & pelatih Persija maupun tim tamu. ( Mantab kalee pren..). Semoga saat Piala Asia 2007, tim berita JO akan menjadi reporter resmi juga. ( Amin ).

Pertandingan dimulai juga akhirnya. Dan saat gol Aliyudin terjadi ( 1-0 ), sontak gue teriak sekencang-kencangnya merayakan gol tersebut. Dan yang bikin meriah adalah dinyalakannya kembang api ( warna oren kemerah-merahan ), yang sengaja dibawa oleh Mr. E dari Tanjung Priok langsung. ( Uhuk..uhuk...abu & asapnya menyengat juga )..Ga papa yang penting perasaan gue bahagia ( sayangnya dokumentasi selebrasi perayaan gol belum gue terima di email ). Apalagi kemudian gol-gol berikutnya lahir dari kaki Bambang Pamungkas, dan Aliyudin sekali lagi. Hingga kedudukan akhir 3-0 untuk Persija.

Gue seneng banget. Rindu melihat permainan cantik Persija terbayar sudah. Rindu ketemu temen-temen JO terbayar sudah. Puas rasanya menonton pertandingan Persija vs PSSB sore ini ( Minggu 4 Maret 2007 ). Puas rasanya berteriak-teriak menghilangkan stres. Puas rasanya bisa jingkrak-jingkrak, bernyanyi bersama.

Jakmania Oetara Masih Ada.

Selain rasa rindu gue terobati, gue juga mendapat kabar dari Mr. E bahwa The Jakmania di sekitar Tanjung Priok masih banyak. Bahkan mereka ini benar-benar oren sejati. Dikala teman-teman mereka bergabung dengan NJ Mania ( ga tau benar-benar cinta Persitara atau ada motivasi lainnya ), namun warna oren masih banyak di Tanjung Priok. Sama seperti yang die katakan , "biarin deh temen-temen gue pindah hati ke warna biru..tapi gue mah tetep Persija ampe mati" ( kate si E ). ( Bukannya ampe tipi doank nich bang ? ke..ke..ke..ke.. ).

KATANYA BOLA KITA RUSUH, KATANYA BOLA KITA TAK BERMUTU.

APAPUN YANG TERJADI, AKU TETAP BERJANJI MENDUKUNG BOLA NEGERI INI

PERSIJA AMPE MATI....

THE JAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..

Pemutakhiran Terakhir ( Thursday, 08 March 2007 )

Loyalitas Tanpa Batas

Ditulis Oleh admint
Sunday, 24 June 2007

Image Jakarta--Senin (18/6) lalu Badan Liga Indonesia mengadakan evaluasi perihal pelaksanaan putaran I divisi utama Liga Indonesia 2007 yang kini masih rehat. Dalam evaluasi tersebut, BLI mengevaluasi atau memberi penilaian terhadap seluruh elemen yang terlibat seperti tim, pelatih, suporter dll.

Saat hasil evaluasi BLI diutarakan ke media, ternyata The Jakmania yang dalam hal ini bagian dari tim Persija kebagian jatah ‘predikat’ juga. Di situ tertulis bahwa Jakmania menjadi pendukung tandang terbanyak dengan 14 ribu orang! Sedangkan untuk penonton kandang terbanyak diperoleh kubu Sriwijaya FC.

Memang predikat yang dialamatkan ke The Jak tersebut bukanlah suatu hal yang luar biasa. Dan pasti, The Jak pun tidak menginginkan predikat-predikat semacam itu sebagai tujuan. Namun demikian yang bisa kita lihat adalah makna yang terkandung di dalamnya amatlah berarti bagi The Jak sendiri.

Dengan adanya ‘pengakuan tak resmi’ itu orang bisa menilai bahwa kecintaan dan kesetiaan The Jakmania sebagai pendukung setia Persija telah terbukti. Sering kita mendengar perkataan dari orang-orang yang tidak suka ( iri, red) kepada The Jak, bahwa The Jak itu tidak fanatik atau apalah karena anggotanya berasal dari multi etnis. Dengan eksistensi yang ditunjukkan selama berdiri plus predikat tadi setidaknya telah menjawab semua keraguan ini.

Kian hari kesetiaan The Jakmania terhadap Persija memang tidak perlu diragukan lagi. Bukan untuk menyombongkan diri, dalam putaran pertama ini hampir seluruh daerah dimana pun Persija main tetap diikuti didikuti oleh The Jak. Bahkan saat The Jak sedang mendapat sanksi tak boleh mendukung Persija di partai tandangpun The Jak tetap hadir memberikan dukungan meski tanpa atribut. Jika dikalkulasikan, dalam putaran pertama ini, hanya laga di Bandung saja yang tidak dikunjungi oleh The Jak secara organisasi. Soal alasannya kita semua sudah tahu. The Jak memang terdidik untuk menjadi supporter yang selalu menghormati ‘peraturan’ tuan rumah. Jika kubu tuan rumah tak menghendaki datang kenapa harus dipaksakan.

Loyalitas The Jak pada Persija pun tidak hanya ditunjukkan dalam pertandingan resmi saja. Laga non resmi seperti uji coba atau bahkan saat Persija sedang mengadakan TC pun The Jak tetap mendampingi. Gue jadi teringat kata-kata yang terlontar dari seorang Javier Rocha saat The Jak datang ketika Persija melakukan TC dan ujicoba di Kuningan Jawa Barat beberapa waktu lalu. “ Gila kalian (The Jak) juga ke sini? Jangan-jangan kalau kita (Persija) main di bulan kalian juga pasti ikut ya? Tanyanya seperti tak percaya.

Ya begitulah jika sebuah rasa cinta sudah terpatri di dalam hati. Kemanapun sang tim pujaan berlaga, The Jak pun akan terus mengiringi. Tak peduli bahaya mengancam atau kondisi tim sedang tak bagus, dukungan akan tetap diberikan demi meraih kejayaan. Hati berat rasanya melihat Persija berjuang sendirian di lapangan tanpa dukungan Jakmania. So, Tak salah jika BLI memberikan penilaian The Jak sebagai suporter tandang terbanyak. Semoga jiwa loyalitas ini terus berlanjut seterusnya. Jika perlu jangan hanya dari segi kuantitas saja, kualitaspun harus ditingkatkan. Inilah yang sejatinya dinamakan Loyalitas tanpa batas.

”Ooo, ooo Persija Persija..Kamu tak kan pernah sendiri…The Jak slalu bersama..”.

Pemutakhiran Terakhir ( Sunday, 24 June 2007 )

Mereka Memilih Persija, Mereka Memilih Jakmania

Ditulis Oleh admint
Wednesday, 26 December 2007
ImageCukup terhenyak gue mendengar kabar ada sekitar 3 orang Jak Utara yang masuk rumah sakit akibat dihadang oleh oknum NJMania disekitar Tugu Koja Jakarta Utara. Kenapa ? Disaat pertandingan berlangsung lancar, di saat rekan kita tersebut hampir sampai ke rumah, di saat itulah mereka dihadang oknum. Bentrokan berlangsung tak seimbang.

Namun yang gue sorot bukanlah bentrokan tersebut. Yang ingin gue sorot dalam artikel ini adalah keteguhan mereka untuk tetap memilih Persija & Jakmania meskipun resiko yang dihadapi ga sembarangan. Seperti yang telah kita ketahui, musim 2007 Jakarta mempunyai 2 kesebelasan. Persija dan Persitara. Suatu hal yang bagus untuk Jakarta. Namun sayangnya hal ini dibarengi dengan "API DALAM SEKAM" oleh masing-masing pendukung kedua kesebelasan tersebut.

Keteguhan mereka untuk tetap memilih oren menjadikan gue salut. Mungkin rekan-rekan Jakmania lain yang berada di tengah kota Jakarta tidak merasakan rintangan yang dialami oleh Jak Utara. Dan gue yakin kalo dengan meski ada rintangan tersebut Jak Utara tetap eksis.




Sebelum Natal 2007, gue sempet jalan ke arah Pamulang, Banten. Secara geografis seharusnya Pamulang lebih dekat dengan Persita/Persikota. Namun mereka memilih Persija. Begitupun dengan Jak Ciledug, Jak Tangerang, Jak Banten. Kalau Jak Utara mengalami rintangan dengan oknum NJ, Jak Ciledug, Jak Pamulang, hampir selalu dihadang oleh oknum Viola / Betman.

Gue juga hampir selalu melihat spanduk-spanduk Jakmania luar Jakarta di stadion Lebak Bulus. Jakmania Karawang, Jakmania Bogor, Jakmania Bandung, Jakmania Cikarang, Cibinong, Depok, Bojong Gede yang notabene berasal dari Jawa Barat. Mereka memilih Persija.

Begitupun dengan daerah lainnya sepetrti Jogjakarta. Jawa Tengah, Jawa Timur. Gue bahkan kaget saat Tour Jakmania ke Sidoarjo dimana saat itu datang juga 21 orang simpatisan Persija asal Jombang, 6 orang asal Surabaya, yang Insya Allah akan menjadi Korwil Jakmania Surabaya. Dan yang perlu dicatat bahwa mereka adalah asli Jombang dan Surabaya. Mereka memilih Persija, mereka memilih Jakmania.

Itu baru orang Indonesia. Nah gimana kalo orang bule ? Mungkin baru Persijalah menurut gue yang ditonton oleh orang-orang bule.
Sengaja gue upload foto ini sebagai bukti kalau pendukung Persija itu ada juga orang bule.

Ayo Jak...Teruslah berkreasi, teruslah menebar virus sportivitas di dunia sepakbola Indonesia. Karena dengan itulah Persija/Jakmania akan digandrungi oleh banyak orang. Janganlah isi dukungan kita dengan memperbanyak kerusuhan. Anggaplah kerusuhan/bentrokan itu hanyalah kerikil yang tidak perlu dibesar-besarkan. Maklum dunia sepakbola Indonesia ga akan sportif kalo orang-orang yang ngurus sepakbola Indonesia masih mementingkan duit semata.

Ingat Jak musim 2008 Liga Super akan 1 wilayah. Insya Allah kita akan tandang ke Tangerang, Purwakarta, Semarang, Lamongan, Malang, Sidoarjo, Jepara. Kita akan makin banyak teman.




TINGGALKAN SUKU TINGGALKAN RAS
SATU TEKAD DUKUNG PERSIJA
DIBAWAH BENDERA JAKMANIA
MAJULAH PERSIJA PANTANG MUNDUR

(Lagi) Media Berat Sebelah..Aparatpun Berat Sebelah..

Ditulis Oleh admint
Friday, 11 January 2008

ImageSeperti dugaan gue sebelumnya, bahwa kekalahan Persija atas Persipura 2-3 di semifinal Copa Indonesia 2007 akan menjadi santapan media cetak maupun elektronik. Tentu saja yang menjadi sorotan adalah kite-kite sebagai pendukung Persija.

"PERSIJA KEOK LAGI, THE JAK NGAMUK", begitulah Headline dari Surat Kabar "Warta Kota" edisi Jum'at, 11 Januari 2008. Dan yang menjadi perhatian gue adalah tulisan yang tertera di halaman 15 paragraf 2, yang isinya "Tidak hanya itu, Jakmania juga mengejar dan memukuli suporter Sriwijaya FC yang mengenakan seragam kuning-kuning."

Sungguh naif sekali wartawan media ini ( Warta Kota ). Dimanakah posisi wartawan ini berada hingga dapat menulis berita seperti itu ? Padahal suporter Sriwijaya satu tribun dengan pendukung Persipura, dan yang mengejar dan memukuli suporter Sriwijaya adalah pendukung Persipura !!

Gue juga menyorot kinerja aparat yang terkesan berat sebelah. Aparat dengan gagahnya dengan jumlah banyak membawa rotan dan sigap sekali mengatasi keributan apabila ada kejadian di tribun Jakmania. Namun anehnya ketika sebagian pendukung Persipura ( menurut gue orang-orang aneh ini bukan penonton/suporter ) melakukan tindakan anarkis dengan melempar dan merusak bangku stadion nyaris tidak ada aparat yang berada di tribun pendukung Persipura. Padahal sebagian orang-orang aneh ini bertindak nyaris sepanjang pertandingan.

Gue pribadi yang berada di VIP Timur merasa dongkol. Patut disimak apa yang dikatakan oleh Bung Danang melalui SMS ke satu media cetak yang diumuat hari Jum'at, 11 Januari 2008 yang berbunyi : "Kejadian timpuk-timpukan dimulai Persipura ke arah tribun timur, dibalas simpatisan kami yang ada di atasnya, kami tidak mengerti kenapa suporter Persipura dibiarkan masuk ke dalam lapangan. Kami fair saja, bisa dilihat kan. Mereka tidak saja ribut dengan suporter Persija, tapi juga dengan suporter Sriwijaya," ujar Danang Ismartani, ketua umum The Jakmania, lewat pesan singkatnya yang dikirim ke Indo Pos (Grup Jawa Pos).

Memang sudah nasib kita sebagai Jakmania, suporter yang selalu disorot dan menjadi santapan media cetak maupun elektronik apabila terjadi gesekan. Padahal belum tentu apa yang diberitakan oleh media tersebut benar-benar obyektif.

Sabar ya Jak !!!

Pemutakhiran Terakhir ( Friday, 11 January 2008 )

KETIKA CINTA DIBATASI

Ditulis Oleh admint
Monday, 02 March 2009
Pagi itu begitu sejuk, sesejuk udara yang merayap ke ubun-ubun penulis. Setiap pagi, penulis biasa langsung terjun ke warnet untuk mencari informasi mengenai sepakbola. Tapi pikiran penulis langsung kacau dan tidak habis pikir, ketika penulis baca postingan di forum kaskus ada yang menyatakan "TIKET PERTANDINGAN PERSIJA HARUS DIBATASIN DAN LOKET GA BAKAL JUAL TIKET PAS HARI-H".Pernyataan ini diungkapkan oleh KETUM JAKMANIA saat sebelum pertandingan Persija VS Persiba dalam ajang Copa Dji Sam Soe.

Ada apa dibalik semua ini??
Pernyataan sangat konyol ini, banyak mengundang pro dan kontra diantara ribuan pendukung setia Persija. Bagi yang kontra dan belum mengetahui akan berita tersebut, mungkin akan merasa dirugikan dengan pernyataan tersebut. "Lah wong mau nonton Persija ko dilarang?" Bukan Pendukung Persija saja yang akan merasa dirugikan, pihak Panpel pun demikian. Karena dengan tidak dibukanya loket saat hari-H, mungkin mereka ga bisa menyaksikan Pertandingan Persija, apalagi tidak disiarkan secara Live.Dan mungkin tiket pun mungkin masih akan tersisa. "Hebat ya, seorang KETUM JAKMANIA melarang Pendukung Persija tidak boleh dateng UNTUK dukung Persija? Bukannya mengajak meng-oranye-kan stadion, malah mengajak diem di rumah"

Baru kali ini penulis dengar pernyataan seorang KETUM supporter klub sepakbola, yang menyuruh anak buahnya diam di rumah. "Bukannya kalau stadion penuh dan tiket terjual habis, bakal menguntungkan pihak Manajemen Persija??"
Dan mungkin ada satu lagi pernyataan dari dia yang sangat menggelikan "Apalagi pertandingannya pas hari kerja dan eventnya Copa, jadi mungkin animo penonton berkurang untuk dukung Persija". Seorang KETUM kok, punya sikap pesimis terhadap animo Penonton??
Tapi apa yang terjadi dilapangan??
Animo pendukung Persija begitu membludak di Stadion Lebak Bulus, karena mereka benar-benar CINTA PERSIJA DAN MAU NONTON PERSIJA.

"JANGAN LARANG MEREKA UNTUK NONTON PERSIJA, KARENA MEREKA ADALAH ORANYE SEJATI
YANG TELAH MENGORBANKAN SEGALANYA UNTUK PERSIJA, DARI YANG CABUT KERJA, BOLOS SEKOLAH BAHKAN NINGGALIN BINI DI RUMAH, SEMUA ITU DEMI PERSIJA"

hari ini kutinggalkan pekerjaan
siap-siap tuk nonton pertandingan
orang bilang aku ini kesurupan
demi Persija apapun kulakukan

PERSIJA JAKARTA OOOO.........

Ditulis oleh: bejho"Hooligan"Persija
Pemutakhiran Terakhir ( Wednesday, 04 March 2009 )

Apa Itu Orang Oren (O2)...?


Ditulis Oleh admint
Friday, 25 September 2009

Awalnya Aji Kemayoran sama Fahru Pondok Ungu punya keinginan tuk buka usaha di bidang penjualan merchandise Persija dan the Jakmania. Mereka bicara sama gw tuk minta pendapat. Nah, gw suka nih yang kaya gini. Kreatif dan punya semangat. Toh dengan produksi kaos, berarti juga membantu pemasalan dan sosialisasi Persija dan the Jakmania. Gw dukung! Kebetulan gw ada rejeki lebih, gw mau bantu tuk beli peralatannya. Produknya juga harus punya label nama kan? Gw usul namanya ORANG OREN. Kenapa ORANG OREN? Panjang nih filosofinya.

ORANG OREN jelas menunjukkan loyalitas pada Persija yg menggunakan kaos oren, meski kalo Persija kaosnya item gw ga bakalan bikin ORANG ITEM, tar dibilang rasis lagi. ORANG OREN secara tidak langsung mengkampanyekan suporter Persija tuk tetep menggunakan kaos oren yang memang sudah menjadi ciri khas Persija. ORANG OREN kalo disingkat jadi O2, yang bisa juga dilihat sebagai angka 02 (kosong dua). Angka itu adalah no anggota gw di the Jakmania. Jadi lengkap kan.

Sayang niatan kedua orang itu ga berlanjut. Gw tunggu lama tapi ga ada juga gerakan yg lebih serius tuk mewujudkan usaha ini. Sampai dateng yang namanya QQ dari KM37 Villa Pertiwi. Dia tertarik dengan konsep ini dan karena kebetulan dia jago gambar, dia coba kasi usulan beberapa gambar tuk jadi logo produk. Gw pilih yang sekarang karena bentuknya seperti orang sujud. Gw berharap ORANG OREN selalu ga lupa tuk bersujud, dalam arti tunduk pada Sang Pencipta sekaligus juga menunjukkan kerendahan hati. Adanya logo membuat semangat baru, QQ juga yg mendesain gambar2 di kaos O2. Aji yang bagian produksi. Dan alhamdulillah, produk2 O2 diterima oleh para the Jakers.

Anehnya ketika desain o2 baru ada 3 jenis, tiba2 muncul isu2 di kepengurusan the Jakmania kalo O2 itu adalah organisasi tandingan the Jakmania. Gw justru tau gosip ini dari tetangga gw di Lebak Bulus. Gw ngakak dengan gosip ini. Disatu sisi, gw heran maunya apa dengan orang yg pertama bikin isu ini. Tapi disisi lain justru ini promosi gratis buat kaos2 O2. Semakin sering diomongin semakin banyak orang yg nyari.

O2 jalan terus beriringan dengan gosip yg menerpa. QQ pernah bikin kaos dengan logo O2 besar sekali di dada. Awalnya gw nolak, karena gw ga pengen orang jadi lebih cinta O2 daripada Persijanya. Niat awalkan O2 tu memproduk kaos2 Persija dan the Jakmania. Tapi belakangan semakin banyak permintaan kaos yang berlogo O2 besar di dada. Hehehe, tuntutan pasar harus didengar juga. Akhirnya bermunculanlah kaos2 O2 di distro2 the Jakmania. Sampe detik ini Aji masih terus memproduksi merchandise berlabel O2.

Yang gw sayangin adalah sikap beberapa Pengurus yang mengambil sikap bermusuhan dengan O2. Kenapa? Kan O2 itu hanya label poduk kaos? Kalo emang ga boleh, kenapa yang laen boleh? Liat aje produk2 kaos seperti Stepmover, Biang Kerok dll.

Belakangan, atas permintaan temen2 korwil, diadakanlah forum di Stasiun Oren. Forum tsb tujuannya cuma menjadi jembatan komunikasi antara Manajemen TIm dengan Suporter Persija. Forum tsb awalnya cuma dihadiri segelintir orang. Sejalan dengan waktu makin banyak yang hadir disana untuk ikut dalam forum yang sebetulnya gw lebih suka menyebutnya sebagai 'obrolan warung kopi'. Tapi temen2 lebih sering menyebutnya sebagai 'kuliah'. Persis seperti ketika gw dulu mimpin pertemuan di Menteng saat gw menjabat sebagai Ketua Umum the Jakmania.

Awalnya forum itu cuma untuk ngobrolin perkembangan Persija. Tapi makin lama makin banyak yg dateng tuk tukar pikiran tentang aktivitas dan kreativitas mereka masing2. Seperti Ontel Oren, JakOnline, JakComic, JakPhotography, Tiger Boys, Orange Street Boys, JakMovie, Mental Baja dll. Selama itu ada manfaatnya untuk Persija, pasti gw dukung. Bukan cuma sekedar dukung dengan kata2, tapi gw juga coba membantu membesarkan kreativitas mereka agar bisa lebih diterima anggota. Toh semakin banyak komunitas ini, semakin banyak pula peluang kita untuk memperkenalkan Persija, dan pada ujungnya semakin banyak orang yang cinta sama Persija.

Belakangan malah beberapa kelompok juga hadir di Stasiun Oren tuk sekedar tuker pikiran bagaimana mengembangkan suporter Persija di wilayah masing2 sehingga mereka bisa mendirikan korwil the Jakmania. Hal kaya gini jelas gw suport banget. Meski tetap keputusan ada di tangan Pengurus Pusat di Sekretariat the Jakmania Lebak Bulus, tapi ga ada salahnya kan klo kita bantu memotivasi setiap orang yang ingin mengembangkan suporter Persija di kampungnya. Toh, di Stasiun Oren tidak pernah membuat sebuah keputusan, karena keputusan yang sah cuma dateng dari Pengurus Pusat.

Di Stasiun Oren juga banyak yang bukan anggota the Jakmania. Buat gw, adalah hak mereka tuk memutuskan menjadi anggota the Jakmania atau enggak. Yang penting gw cuma liat semangat mereka tuk dukung Persija. Memang ada kritikan dari oknum Pengurus yang bilang kalo bukan anggota kenapa pake fasilitas organisasi? Lah, bukannya kalo tur tandang ada harga khusus tuk yg bukan anggota? Demikian juga penjualan kaos di Sekret, ada harga anggota dan harga non anggota.

Ah, sayang sekali. Menurut gw, sikap oknum Penguruslah yang membuat terjadi pengkotak-kotakan di kalangan suporter Persija. Kenapa mereka harus kampanye negatif tentang O2? Apa mereka khawatir keberadaan O2 itu bisa mengganggu eksistensi mereka sebagai Pengurus? Kalo gitu introspeksi diri dong, apa yg kurang dari dirinya sendiri? Dulu gw bikin JAK ANGEL kaga ada yg protes? Gw bikin OREN SEJATI juga kaga ada yg protes? O2 tidak menyalahi aturan organisasi. Semua orang berhak tuk ngadain forum sendiri selama tidak mengatasnamakan organisasi. Kita tidak pernah bilang Stasiun Oren tu sekretariat the Jakmania. Kita juga tidak pernah mengeluarkan Kartu Anggota. Apa setiap orang yg ke Stasiun Oren trus mengajukan pendirian korwil ke O2? Tidak kan? Mereka semua mengajukan korwil ke Pengurus Pusat di Sekretariat Lebak Bulus. Harusnya mereka berterima kasih dengan motivasi yang kita berikan sehingga semakin banyak orang yang bersemangat tuk diriin korwil.

Ingat! Dalam AD/ART the Jakmania, disitu dikatakan Pengurus the Jakmania harus bisa menjadi jembatan antara Pengurus Persija, Pemain Persija dan Suporter Persija. Ingat! the Jakmania punya kewajiban untuk menghimpun dan menggalang suporter Persija.

Dulu, waktu irlan Garis Keras masih gw terima di Stasiun Oren, dia orang pertama yang bilang sama gw kalo dia dan seluruh Garis Keras menyatakan bergabung dengan O2! Gw ketawa dengernye. Gw tegasin lagi, kalo O2 itu bukan organisasi dan insya allah tidak akan pernah menjadi sebuah organisasi. Memang sekarang O2 berkembang menjadi sebuah komuntias. Wajar kan? Seperti komunitas Slankers, OI, dll. O2 hanya sekelompok manusia pecinta Persija yang ingin terus mengikuti perkembangan Persija, ingin terus mendekatkan diri pada Persija, dan ingin terus bersilaturahmi dengan sesama suporter Persija. O2 tidak pernah bertentangan dengan the Jakmania, karena sebagian besar dari O2 adalah anggota the Jakmania. O2 tidak pernah mengeluarkan pernyataan resmi, karena kami hadir dan kumpul disana cuma ngobrolin Persija. Silahkan orang laen menganggap kita berhianat pada organisasi.

Yang penting... KITA TIDAK PERNAH BERKHIANAT PADA PERSIJA..!

*diambil dari Notes Facebook Tauhid Indrasjarief

Selamat Tinggal Persitara


Ditulis Oleh admint
Saturday, 22 May 2010

Persija sukses membuktikan siapa yang paling hebat di Jakarta, sore ini Sabtu (22/5) pasukan Macan Kemayoran berhasil mengalahkan Persitara dalam duel derby yang dilangsungkan tanpa penonton di stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Bertindak sebagai tuan rumah Persitara berusaha keluar dari tekanan dan menyerang team Persija, sejak babak pertama ditiupkan penyerangan spartan yang dikomandoi Tantan dan Kabir Bello sempat membahayakan gawang Persija, namun semua itu seakan tidak berarti karena tidak satupun gol bisa mereka ciptakan pada pertandingan ini.

Persija pun bukan tanpa peluang, dari pantauan Crew JO yang menyaksikan langsung di GBK, beberapa kali peluang emas dari BP, dan Aliyudin nyaris membuahkan gol di babak pertama. Tapi semua peluang tersebut tidak bisa diakumulasikan menjadi gol hingga babak pertama pun berakhir dengan skor kacamata.

Memasuki babak kedua pertandingan berlangsung dengan tempo yang sedang - sedang saja kedua team saling melancarkan serangan namun karena ketatnya dan kesigapan kedua penjaga gawang membuat skor masih sama kuat, hingga pada menit ke 75, Emallue Serge memecah kebuntuan dengan gol yang dicetakkan dan menjadi satu – satunya gol yang tercipta pada pertandingan itu.

Dengan hasil ini, semakin membuat Persitara menempati peringkat paling bawah klasemen, dan hampir bisa dipastikan kalo tidak ada kebijakan – kebijakan dari PSSI di kemudian hari Persitara degradasi ke divisi utama.

Pada pertandingan ini Ismed Sofyan sedikit mengalami cidera, namun menurut Maman Suryaman asisten pelatih Persija dalam sesi konfrensi pers setelah pertandingan, itu tidak begitu mengganggu, diharapkan menjelang 2 partai penutup ISL Ismed bisa dimainkan kembali.

“Semua kegagalan yang dialami oleh Persitara pada musim ISL ini merupakan tanggung jawab saya selaku manajer, bukan tanggung jawab pemain ataupun pelatih, dan sesuai keputusan team, akan di cari manajer yang benar – benar serius menangani Persitara, tidak hanya cinta dan gila bola, namun harus punya finasial yang cukup sehingga kedepannya Persitara bisa lebih mandiri,”ungkap Hery Ruswanto manajer Persitara pada saat konfrensi pers pada awak media.

Bagi Persija sendiri dengan kemenangan ini, sekarang tinggal konsentrasi pada dua laga sisa ISL melawan Persema dan Arema, tidak ada kata menyerah Persija harus tampil maksimal di sisa laga ini untuk membus papan atas klasemen, pungkas Maman Suryaman. (Zni – JO)

Kamis, 20 Mei 2010

TOUR de LAMONGAN

Mencari Fakta Bukan Pembenaran ( Tur Jepara )

The Jakmania kembali disorot lagi – lagi pemberitaan miring mengenai tingkah laku The Jak yang buruk yang sebenarnya tidak terjadi. Pemberitaan ini dimulai dari keberangkatan rombongan The Jak ke Jepara untuk mendukung team kesayangannya dalam Lanjutan ISL melawan tuan rumah Persijap Jepara (15/10).

Keberangkatan ke Jepara dibagi dalam beberapa kloter yang total keseluruhan berjumlah kurang lebih 1000 orang yang mengorenkan Jepara. Keberangkatan tur kali ini menggunakan moda transportasi darat yakni bis. Jika ditotal bis yang berangkat mencapai kurang lebih 20an bis. Tidak mudah memang mengkoordinir rombongan dalam jumlah besar, tapi semua telah di atur sedemikian rupa sehingga semua bisa sampai ke Jepara dan pulang kembali ke Jakarta dengan selamat.

Bukan menyalahkan keadaan, seperti biasa keberangkatan tur The Jak yang hampir pasti melewati daerah Jawa Barat yang “identik” rivalitas dengan supporter yang berada di wilayah itu mengundang ancaman, dan penyerangan – penyerangan. Itu terjadi baik saat keberangkatan maupun kepulangan rombongan.

Tentu saja berita – berita kerusuhan seperti ini menjadi sasaran empuk media untuk memblow – up ke publik. Terbukti berita penyerangan yang sebenarnya tidak akan terjadi apabila pihak dari rival The Jak tidak memulai dengan cepatnya tersebar.

Namun yang sangat disayangkan, kenapa berita yang beredar dibeberapa stasiun tv swasta menggambarkan The Jak yang menyebabkan semua ini terjadi, dan The Jak pula yang disudutkan telah mengakibatkan kerugian baik itu korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Padahal berita yang ada tidak sepenuhnya benar, malah cenderung melebih – lebihkan untuk lebih menarik orang untuk melihatnya.

Setelah coba ditelusuri ke beberapa sumber lainnya, ternyata masih ada yang benar – benar memberitakan kejadian yang terjadi dilapangan, info tersebut sangat membantu menetralisir keadaan sebelumnya yang sudah tercipta karena pemberitaan di media televisi.

Seperti dikutip dari sebuah media cetak kutipan beritanya sebagai berikut “Cikampek- Seorang yang dianggap suporter Persib Bandung (viking) babak belur dihajar suporter Jakmania dipertigaan pintu tol Cikopo Cikampek, Minggu (16/05) pagi.korban bernama Din Syamsudin (19) warga Jatisari Cikampek. akibat luka yang serius, maka korban dilarikan ke rumah sakit etaham purwakarta.

Menurut sejumlah saksi mata, kejadian tersebut terjadi ketika para suporter Persija Jakarta menuju pulang usai menyaksikan tim kesayangannya bertanding di Jepara. ketika itu terdapat sekitar 12 bus yang ditumpangi para suporter paersija melintasi gerbang tol Cikopo, seseorang melempari salah satu bus yang ditumpangi para suporter tersebut. sontak Jakmania marah dan tidak terima perlakuan tersebut, hampir seluruh Jakmania turun ke jalan mengejar pelaku pelemparan tersebut. tetapi pelaku berhasil lari dan bersembunyi. karena tidak mendapatkan pelakunya para jakmania pun masuk kembali kedalam bus, dan sebagian lagi melakukan sweeping ke tempat persembunyian pelaku.

Akhirnya mereka menemukan salah satu yang diduga pelaku pelemparan terhadap rombongan suporter tersebut. tanpa tanya lagi, ratusan the jak mengeroyok pelaku yang menumpang angkot jurusan cikampek-purwakarta (43). Din akhirnya digusur keluar, bukan hanya Din. tetapi mobil angkot yang ditumpanginya pun tak luput dari amukan sang macan. Setelah Din babak belur dan tersungkur di aspal, lalu sejumlah warga menolong korban.”

Mudah – mudahan dengan adanya pemberitaan yang memang benar – benar terjadi dilapangan masyarakat bisa menilai. Seperti slogan The Jak “Lo Asik Gw Nyantai, Lo Usik Gw Bantai”, atau dengan bahasa yang lebih sopan “Kalo tidak mau dicubit jangan cubit duluan”.

Sekali lagi disini ditekankan kami tidak melakukan pembenaran dengan apa yang sudah kami lakukan dengan membuat keributan di Cikampek, tapi apabila tidak ada yang memulai semuanya akan berjalan baik – baik saja. Jangan lihat kami dari sisi negatifnya saja. Kami Bukan Yang Terbaik Tapi Berusaha Menjadi Baik. ( Zni – JO )

*dihimpun dari berbagai sumber, makasih buat Jak Cikampek yang udah mengawal rombongan selama berada di daerah Cikampek dan sekitarnya.

Seuntai Kalimat Dari Sekum Viking Pusat

Ditulis Oleh adminnya
Tuesday, 06 March 2007

Image" Perlu Rekan2 Jakers Ketahui Bahwa Kami Sudah 1 bln Ini Tidak lagi menjual Baju2 YG memojokan Dan Juga Menghina Para Jakers kLO ANDA tiDAK pERCAYA sILAhkan Liat Di fAnshop Viking Di jL banda no 9 Bdg. Seandainya masih ada yg menjual maka akan kami tindak tegas Terima Kasih Rekan2 The Jak Perdamaian Itu Indah Mudahan2 Damai Kita Cepat Terlaksana Amin...!!! sudah 7 tahun Kita Bermusuhan Saaat Nya Untuk Damai."

Begitulah seuntai kalimat dari ID yang mengaku bernama Wisnu Sekum Viking Pusat yang diposting olehnya di Buku Tamu situs www.jakmania.org pada hari Minggu, 4 Maret 2007 pagi. Trus terang gue baru tahu postingan tersebut pada hari Senin, 5 Maret 2007.

Meski sedikit terkejut, seperti biasa tanpa ada perasaan buruk sangka gue menyambut baik apa yang telah ditulis oleh Kang Wisnu tersebut. Seperti yang telah rekan-rekan Jakmania ketahui, bahwa sudah dari dulu pengurus Jakmania ( era Bung Ferry ) dan dilanjutkan oleh Bung Danang membuka lebar-lebar penyelesaian konflik antara Viking-Jakmania. Namun ajakan dari pihak Jakmania masih bertepuk sebelah tangan.

Namun Jakmania tidak patah arang, ini terbukti dengan pengamanan tim Persib saat bertandang ke Lebak Bulus ( meski tidak dihadiri oleh penonton karena Panpel Persija kena sanksi ). Dan gaung pun bersambut, pihak Panpel Persib melakukan hal sama. Diluar kedua hal tersebut, ternyata untuk mewujudkan perdamaian antara Jakmania-Viking sulit sekali dilakukan.

Kasus Jakmania - Panser Biru

Mungkin gue coba menulis pertikaian yang pernah dialami oleh Jakmania dan Panser Biru. Tahun 2003 kalau ga salah pertikaian itu muncul. Setiap kali Jakmania melakukan Tour D'Jawa dimana kereta api yang melewati stasiun Tegal & Poncol, menjadi langganan pelemparan oknum-oknum yang menggunakan seragam biru. Dan Jakmania tidak diperbolehkan datang ke Stadion Jatidiri saat pertandingan PSIS vs Persija.

Begitu juga sebaliknya, ketika pertandingan Persija vs PSIS , suporter Panser Biru tidak diperbolehkan mendukung timnya di Jakarta. Namun berkat usaha dari Mas Eddy ( SNEX ) dimana saat Jakmania hadir kembali di Jatidiri dengan kekuatan 75 orang saja, namun efek dari kejadian tersebut selanjutnya bisa diketahui bahwa hingga saat ini bila PSIS bertanding di Jakarta, suporter Panser Biru & Snex bebas mendukung timnya.

Mungkin latar belakang pertikaian Jakmania-Viking berbeda dengan pertikaian Jakmania-Panser Biru. Namun pihak Viking mau melihat lebih jeli, sebenarnya pertikaian ini bisa hilang sedikit demi sedikit. Cukup mulai dari mau menerima kehadiran Jakmania hadir kembali di Stadion Siliwangi. Insya Allah Viking dapat hadir kembali menonton Persib di Stadion Lebak Bulus.

Kami sadar, bila tandang ke Siliwangi pasti akan ada "sambutan" dari pihak-pihak yang masih tidak senang, ataupun orang iseng. Tapi bagi kami hal itu sudah lumrah di Liga Indonesia ini. Tour Tangerang, Jogja, Kediri, Lamongan, Malang, Semarang, Gresik, tidak bersih dari "tangan-tangan jahil". Namun yang kami pegang adalah komitmen dari tuan rumah, dalam hal ini pengurus suporter tuan rumah dan panpel pertandingan dalam hal pengamanan suporter tamu.

Mudah kan ...............................

Semoga....Semoga...Semoga...

Pemutakhiran Terakhir ( Tuesday, 06 March 2007 )

Pengkhianatan Sepakbola

Ditulis Oleh bungFerry
Friday, 04 August 2006

ImageSelama Piala Dunia bagi umat sepakbola banyak hal yang bisa dipetik dan dipelajari. Kita seperti dibukakan mata dan hati bagaimana sepakbola itu seharusnya dijalankan. Baik dari mulai penyelenggaraan, distribusi tiket, promosi pertandingan, keamanan, penayangan stasiun televisi, penyambutan bagi suporter tamu sampai dengan para pelaku di lapangan seperti pemain, pelatih, wasit dan official. Semua itu seharusnya mampu memberikan dampak positif bagi sepakbola dalam negeri.

Hal itu bisa dilihat pada putaran 8 besar Divisi Utama PSSI yang diselenggarakan di dua kota Gresik dan Solo. Banyak kemajuan berarti yang bisa kita lihat : sportivitas para pemain yang senantiasa bersalaman bila terjadi pelanggaran, wasit yang tampak lebih jeli dan tegas terutama di Gresik, keamanan super ketat di Solo baik di dalam stadion maupun penyambutan suporter tamu, hingga para pelatih yang saling adu strategi, membuat seluruh pertandingan menjadi enak dilihat dan menegangkan bagi para penikmat sepakbola nasional. Namun di tengah usaha-usaha untuk memajukan sepakbola ternyata masih ada juga pelaku-pelaku sepakbola yang mencoba mengkhianati nilai-nilai sepakbola itu sendiri.

Panpel Gresik bisa kita sebut yang pertama. Seharusnya dengan adanya PSM Makassar dan Persija Jakarta bisa menjadi daya tarik sendiri untuk mendatangkan penonton ke stadion. Faktanya Stadion Tri Dharma Gresik hanya ramai bila Persekabpas bermain karena jaraknya yang dekat Pasuruan. Ancaman, teror dan bahkan penghadangan terhadap suporter PSM dan Persija membuat kedua tim bertanding tanpa dukungan dari suporternya. Pihak Keamanan seharusnya bisa mengantisipasi hal ini dan wajib melindungi semua suporter yang akan datang ke sana. Sangat aneh bila kita melihat 8 besar disana lebih banyak dihadiri oleh suporter yang kesebelasannya sendiri tidak bertanding dan bahkan berada di divisi yang berbeda.

Bonek menjadi pengkhianat berikutnya. Didahului dengan Ikrar Damai di Surabaya, adegan berikutnya yang mereka buat adalah penghadangan di Stadion Tri Dharma. Sulit rasanya bisa menerima alasan bahwa mereka bukan anggota atau spontanitas saja. Jumlahnya yang mencapai ratusan hingga aksi sweeping yang dilakukan di hampir seluruh kota Gresik dengan menggunakan kendaraan motor dan mobil menjadi fakta bahwa hal itu memang sudah terorganisir dan dipersiapkan sebelumnya.


Bhatoum Roger & Oscar Aravena. Meskipun berat hati saya, namun harus kita akui bahwa mereka adalah pelaku pengkhianatan berikutnya. Dalam permainan sepakbola tujuan utamanya adalah mencetak gol. Hanya satu gol yang dicetak (Bhatoum Roger) dan itupun melalui bola yang terlepas dari kiper lawan. Bagaimana mungkin Persija berharap lolos bila selama 3 pertandingan hanya satu gol yang dicetak.

Selesai babak 8 besar, terjadi lagi pengkhianatan berikutnya. Kali ini pelakunya adalah Pemda DKI. Meski banyak ditentang namun penggusuran terhadap Stadion Persija di Menteng tetap dilaksanakan. Dan seperti layaknya pekerjaan penggusuran, aksi anarkisme menjadi hal yang biasa dan diperbolehkan. Miris hati bila melihat Piala-piala yang pernah diraih Persija sejak jaman Belanda, kostum-kostum Persija dari beberapa generasi, dan barang-barang bersejarah lainnya berserakan begitu saja. The Jakmania yang sekretariatnya berada di lingkungan Stadion Persija turut terkena dampaknya. Barang-barang seperti mesin fax & telepon, dispenser, filing cabinet, LCD Projector dan masih banyak lagi raib entah kemana.

Diam, pasrah, menyesali nasib, takut akan kegagalan, adalah sikap orang-orang kalah. Tidak ada kemajuan tanpa ada rintangan. Tak ada keberhasilan yang jatuh dari langit. Segala pengkhianatan itu harus dianggap sebagai tantangan. Introspeksi diri, mempelajari segala usul dan kritikan, serta senantiasa membuka diri untuk berdialog adalah nilai sepakbola itu sendiri yang selalu berusaha mendapatkan kemenangan dengan cara yang sportif. Sekarang masyarakat Indonesia sedang menanti episode apalagi yang akan mewarnai perjalanan sepakbola kita.

Pemutakhiran Terakhir ( Wednesday, 01 November 2006 )

MENANTI TEMAN

Ditulis Oleh T.Ferry Indrasjarief
Tuesday, 20 November 2007

Image The Jak ma Viking musuhan. Semua juga sudah tau. Permusuhan yang diawali pada Liga Indonesia 7 itu ternyata berkembang pesat, sehingga banyak yang mensejajarkan dengan permusuhan Bonek dan Aremania.

Bahkan perseteruan terus berkembang menjalar ke suporter-suporter lainnya. Itu bisa dilihat pada pertandingan-pertandingan di Bogor maupun Jakarta Utara. Meski bertanding melawan tim lain, yel yang mereka nyanyikan berupa ejekan terhadap the Jakmania.

Buat gw hal ini memang menjengkelkan, tapi kalo dipikir lagi itu bukti mereka sebetulnya segen ama kita sehingga harus terus mengkampanyekan yel-yel permusuhan ke anggotanya dan kelompok lain. Buat mereka the Jakmania adalah momok yang sulit mereka hadapi sehingga harus terus menghasut kelompok lain berkolaborasi dengan mereka.

Coba perhatikan! Selain yel, ada juga surat pembaca dan sms ke media, graviti di jalan-jalan, serta buku tamu di situs-situs suporter. Sampe-sampe gw berpikir mereka lebih berkonsentrasi memusuhi kita daripada memberikan dukungan kepada timnya (jangan-jangan mereka emang fans kita).

Gw ga suka! Tapi gw lebih ga suka lagi kalo the Jak langsung mencap mereka menjadi musuh kita. Apalagi kita sama-sama tau bahwa mereka disusupi kelompok lain yang memang ingin kita dimusuhin banyak suporter. Bagi gw ga gampang mencap kelompok suporter tertentu menjadi musuh kita. Masa baru benturan sekali, saling ejek, kemudian langsung menjadi musuh kita. Waktu kita musuhan ama Viking juga melalui proses yang panjang dan benturan beberapa kali.

Partai melawan Persikabo besok memang menjadi partai rawan yang harus dijalani Persija dan the Jakmania. Bayangan gesekan suporter di putaran pertama memang menjadi hal yang patut diwaspadai agar tidak terulang. Gesekan kemarin gw bilang ga usah digede-gedein.

Itu emang sikap sebagian masyarakat kita (bukan cuma bola) yang menganggap perbedaan itu berarti permusuhan. Tinggal bagaimana petinggi-petinggi kedua suporter menyikapinya. Kabomania mo dateng? Ga masalah, toh kita juga diterima mereka di rumahnya. Tapi hubungan yang memburuk belakangan ini harus diantisipasi. Dengan penanganan yang tepat maka pertandingan besok akan berjalan aman dan lancar bahkan bisa menjadi titik balik terbinanya hubungan yang lebih baik antara the Jakmania dengan tetangganya Kabomania.

Yang pertama mungkin Kabomania harus menjelaskan kenapa sikap mereka selama ini sangat memojokkan the Jak. Kalau toh itu hanya oknum tapi kenapa tidak ada usaha-usaha dari para pentolannya untuk meredam. Yang kedua adalah janji mereka untuk lebih mentertibkan lagi anggotanya sehingga tidak ada lagi intimidasi dan pemaksaan kehendak terhadap anggota the Jakmania di wilayah Bogor.

The Jakmania sendiri juga harus menunjukkan kedewasaan dengan menganggap kejadian kemarin adalah hello effect yang salah, perjumpaan pertama yang tidak dipersiapkan dengan matang. Ga menutup kemungkinan gesekan terjadi karena kita tidak bisa menertibkan anggota yang datang ke kampung orang dengan arogansi yang kental dan naluri agresor yang tinggi.

Satu lagi yang penting, kalo forum the Jakmania memutuskan untuk menerima Kabomania, keputusan ini harus cepat disosialisasikan dan seluruh anggota maupun simpatisan wajib mentaatinya. Siapa yang melanggar harus dikenakan sanksi. Kalo perlu besok the Jakmania Depok – Bogor – Srengseng Sawah – Lenteng Agung berjalan iring-iringan dengan Kabomania bersama-sama ke Lebak Bulus. Atau Kabomania dengan pengawalan ketat dari Korlap the Jakmania datang lebih awal ke stadion.

Gw yakin masih banyak yang penasaran dengan baca tulisan ini. Apa Bung Ferry dah berubah setelah tidak menjadi pengurus the Jak lagi? Ga juga! Gw tetep PENDUKUNG SETIA PERSIJA! Gue tetep PERSIJA AMPE MATI! Gw tetep OREN SEJATI! Justru karena kecintaan gw ke Persija gw ga mau Persija menanggung akibat lagi bila the Jak terus memupuk permusuhan dengan suporter lain.

Coba hitung, sudah berapa puluh juta Tim Persija harus membayar denda akibat kita selalu mengumbar emosi kita. Ingat, hukuman bertubi-tubi dari Komdis diawali dengan kejadian di Bogor. Ke depannya kita akan menghadapi lagi pertandingan-pertandingan yang rawan gesekan : Persikota dan Persitara. Jangan ada lagi gesekan, jangan turun ke lapangan, tidak perlu masang petasan, tidak ada gunanya lempar kertas panjang yang hanya mengganggu pergerakan pemain, jangan biarkan oknum-oknum the Jak merusak pertandingan dengan melakukan pelemparan. Kita harus sadar ini semua tanggung jawab kita bersama. Kesadaran kita semua dalam memberikan dukungan yang positif kepada tim kebanggaan.

Sudah saatnya kita berpikir untuk kebaikan semua termasuk kebaikan anggota kita di Bogor dan Tangerang. Sudah saatnya kita mencapai kemenangan ganda, Persija menang dan pertandingan lancar. Sudah saatnya kita buktikan the Jakmania adalah Sang Macan yang tidak pernah mencari musuh dan tidak mudah mendapat musuh. Mari kita sama-sama ucapkan kepada Kabomania: SELAMAT DATANG TEMAN!

Pemutakhiran Terakhir ( Friday, 23 November 2007 )

7 Keajaiban Sepakbola Indonesia

Ditulis Oleh Ir.Ferri Indrasjarief (Ex Ketum The Jakmania)
Sunday, 23 September 2007
1. KETUA UMUM TERPIDANA
2. KOMDIS VERSUS KOMDING
3. KOMPETISI TANPA KONSISTENSI
4. TONTONAN BERESIKO TINGGI
5. PEMBINA TANPA PEMBINAAN
6. PROFESIONAL TERGUGAT
7. SUPORTER KAMBING HITAM

Ditulis Oleh Ferry Indrasjarief Thursday, 22 November 2007 ImageSEPAKBOLA INDONESIA IDENTIK DENGAN KEKERASAN. Itulah komentar banyak orang tentang

Ditulis Oleh Ferry Indrasjarief
Thursday, 22 November 2007
ImageSEPAKBOLA INDONESIA IDENTIK DENGAN KEKERASAN. Itulah komentar banyak orang tentang dunia sepakbola kita. Kebanyakan mereka berkomentar karena melihat perilaku para suporter di jalanan.

Gw anggap orang-orang tersebut cuma punya perasaan takut yang berlebihan bila melihat sekelompok orang berbaju oren dengan mengendarai kendaraan umum hingga ke atap sambil bernyanyi dan meneriakkan yel-yel. Sebetulnya kalau mau menerima kelompok ini apa adanya, mereka akan sadar bahwa anak-anak tersebut tidak seseram seperti yang dibayangkan. Bagaimanapun juga mereka adalah remaja yang sedang mencari identitas dan melalui sepakbola mereka bisa berekspresi sebebas mungkin dan menyalurkan energi mereka.

Cuma belakangan ini gw mulai melihat ada sedikit kebenaran dari komentar orang-orang tersebut. Fakta di dalam stadion yang membuat gw berpikir ulang apakah the Jakers sudah berada dalam jalur suporter yang benar. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan sekarang bukan lagi sekedar memberikan dukungan kepada tim kesayangan mereka, tapi lebih mencolok lagi hujatan pada tim/suporter lawan. Coba perhatikan! Kata “anjing” dan “bunuh” menjadi kata yang paling sering dilontarkan mereka. Begitu mudahnya mereka melontarkan kata penuh kebencian tersebut kepada lawan. Begitu mudahnya mereka menganggap lawan sebagai musuh yang harus dicaci maki. Apakah dengan begitu timnya pasti menang?!

Para pengurus the Jak harusnya lebih berpikir panjang. Komunitas yang mereka pimpin mayoritas adalah anak-anak remaja yang rentan sekali terprovokasi. Segala ucapan dari para pimpinan mereka akan ditelan bulat-bulat sebagai suatu perintah. Bayangkan, anak-anak yang lebih pantas menjadi adik atau bahkan keponakan kita, telah belajar bagaimana memperlakukan para suporter maupun tim tamu. Bayangkan, bagaimana anak-anak sekecil itu sudah dijejali dengan kata-kata yang tidak pantas tersebut. Akan jadi apa mereka nantinya? Bagaimana tanggung jawab organisasi apabila mereka menunjukkan emosi yang berlebihan sehingga melakukan tindakan-tindakan yang menjurus anarkis?

Mungkin ada yang berpendapat itu cuma sekedar teror terhadap lawan, toh kemudian tidak terjadi apa-apa di antara suporter. Belum tentu! Menurut gw itu karena suporter lawan yang dateng lebih dikit. Tapi coba sama banyak? Pasti akan timbul saling ejek yang ujung-ujungnya ribut atau paling engga menyimpan dendam. Kan belum tentu semua yang ada di stadion bisa menerima. Kan belum tentu yang nonton saat itu udah saling kenal dengan suporter lawan.

Mulut, Hati dan Pikiran harus sejalan. Itu yang selalu gw tanamkan dulu dalam pertemuan rutin the Jak. Jadi bila kita mengucap sesuatu berarti mewakili suara hati kita dan selaras dengan tindak tanduk kita. Lalu apa semua lawan tim kita adalah musuh dan suporternya harus dicaci maki sedemikian rupa?! Dewasa dikitlah. Kalo elu udah punya anak apa elu mau bawa anaklu ke stadion dan dapat pelajaran gratis kaya gitu? Bagaimana lu bisa berharap Stadion Lebak Bulus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi warga Jakarta untuk memberikan dukungan kepada tim kebanggaannya Persija? Apa lu masih berharap orang-orang yang sudah berkeluarga akan datang ke stadion dengan membawa anak-istrinya untuk nonton bola sekaligus hiburan murah meriah?

Jangan latah dalam memberikan dukungan kepada tim kita. Jangan cuma bisa mengekor, tapi ciptakan kreativitas sendiri. Beda daerah beda cara, beda karakter dan beda budaya. Ayo kita ciptakan cara kita sendiri yang sesuai dengan karakter Jakarta. Ayo kita kembangkan budaya kita sendiri. Mari kita sama-sama bangga mengatakan bahwa ini cara gw, ini kreativitas gw, ini budaya gw .......... BUDAYA OREN!

Pemutakhiran Terakhir ( Thursday, 22 November 2007 )

Salah Namu

Ditulis Oleh Bung Ferry
Monday, 24 December 2007

ImageSeperti biasa setiap Persija tanding di kandang lawan, selama masih bisa dijangkau, the Jakmania pasti akan ikut mendampingi untuk memberikan support tim kebanggaannya. Seperti biasa pula the Jakmania selalu melakukan koordinasi dengan tuan rumah untuk mengantisipasi segala kemungkinan gesekan agar partai ini bisa disaksikan oleh suporter dari kedua kubu degan lancar dan aman.

Tapi bagi gue ada yang gak pas dalam tur ke Sidoarjo beberapa waktu lalu. Masa’ kita mau tur ke Sidoarjo tapi aktivitasnya lebih banyak di Lamongan?! Masa mau koordinasi ama Deltamania harus koordinasi dulu dengan LA Mania?! Di Sidoarjo juga ada stasiun kok. Apa benar alasannya karena menghindari gesekan dengan Bonek? Katanya kalau naik kereta ke Sidoarjo berarti melewati Surabaya. Wah ini alasan yang gak sportif. Bukankah Bonekmania, PFC, B-Faster atau apapun namanya sudah jelas-jelas mengibarkan bendera perdamaian dengan the Jakmania?

Hal ini sudah coba mereka tawarkan dengan ajakan datang ke Surabaya untuk menyaksikan pertandingan persahabatan sekaligus untuk mengenang Almarhum H. Santo beberapa waktu lalu. Sayang ketika itu rintisan perdamaian dari Bonek kurang direspon positif dari the Jakmania.

Ketika gue di Surabaya, baik Bonekmania melalui bapak Wastomi maupun Sekum Persebaya Fans Club bapak Safii menanyakan apakah the Jak akan hadir di Sidoarjo. Mereka siap untuk menyambut dan menerima the Jakmania! Meski kunjungan ke Sidoarjo tapi karena jaraknya cukup dekat degan Surabaya mereka akan membantu mensosialisasikan perdamaian. Apalagi pada hari yang sama Persebaya juga melakukan pertandingan.

Nah, tunggu apalagi the Jak? Apa kalian masih senang mengobarkan permusuhan? Atau kalian gengsi berdamai? Kalau mau damai ga usah mengingat kejadian silam tapi bagaimana proses perdamaian bisa berjalan. Kalau mau ngerintis damai harus siap ngambil resiko apapun termasuk kemungkinan banturan dengan arus bawah suporter Surabaya. Kalo ga mo ambil resiko ya lu diem aja di rumah melihara burung ma ngelamun jorok.

LA Mania sampe kapanpun adalah saudara kita. Dan kita sangat menghormati segala tawaran bantuan dari mereka. Tapi gue yakin mereka juga suporter besar yang akan menghormati kebijakan kita termasuk perdamaian dengan Bonek. Gue punya prinsip kecintaan terhadap Persija melebihi kebencian terhadap suporter manapun. Kalau memang kita mau dukung Persija di wilayah Bonek ya kita harus ‘kulo nuwun’ dengan mereka.

Tur tandang biasanya juga menjadi ajang silaturrahmi kita dengan suporter tuan rumah. Tapi karena lu pada milih home ground di Lamongan maka silaturrahmi kurang berjalan dengan baik. Coba kalo kita nginep di Sidoarjo, anak-anak the Jak akan kenal lebih dekat dengan anak-anak Deltamania yang akhirnya menjadi saudara dekat seperti kita dengan LA Mania. Kita harus berfikir positif, kalo kenyataan di lapangan berbeda ya sekali lagi itu sebuah resiko yang harus kita jalani. Tantangan yang harus kita hadapi dalam memberikan dukugan kepada Persija dimanapun tim kita berada.

Wahai para the Jakers setanah air! Persija sangat membutuhkan dukungan kalian. Sisa partai di kandang betul-betul butuh konsentrasi tinggi. Saat ini Persija diuntungkan dengan kondisi Persib. Bila kita meraih 9 angka lagi maka Persib tak akan bisa kejar kita lagi. Itu tandanya 8 besar sudah didepan mata. Tapi bila tidak konsentrasi, bisa-bisa tergelincir dan perjuangan tambah berat lagi. Untuk itu ayo kita satukan tekad, satukan semangat, satukan visi untuk menjadikan tim kita mencapai tujuan menjadi yang terbaik di Republik ini. AMIN.

PENUH SESAK DI KERETA

HANYA UNTUK PERSIJA

PANAS PENGAP DI KERETA

DEMI PERSIJA...


MAKAN TELAT DI KERETA

HANYA UNTUK PERSIJA

TIDUR SUSAH DI KERETA

DEMI PERSIJA...

Pemutakhiran Terakhir ( Tuesday, 25 December 2007 )

PELAJARAN DARI BIRU (3)


Cetak E-mail
Ditulis Oleh Bung Ferry
Friday, 25 July 2008

Biru ape lagi nih Bung? Biarin, topik gue mengenai biru terus. Kan si Irlan jadi bingung ngajarin anaknye.

Kali ini yang gue bahas Arema. Semua juga tahu bagaimana klub mereka ditata begitu rapih, sehingga menjadi klub pertama yang lolos verifikasi. Semua juga tahu bagaimana dahulu mereka sempat mengarungi kompetisi dengan pendanaan yang didapat hanya dari tiket masuk! Bayangkan, suporter merekalah yang menjadi pemasok dana utama bagi klub. Bayangkan suporterlah yang secara tidak langsung memenuhi gaji bagi para pemainnya. Luar biasa ... like Barcelona.

Tidak usah iri. Dongeng tentang Arema menurut gue justru dimulai oleh Aremania. Coba gali ingatan kita. Aksi mereka menjadi pelopor gerakan suporter yang atraktif di Indonesia. Caranya mendukung membuat daerah-daerah lain tergerak untuk mendirikan kelompok-kelompok suporter dan menirukan gerak dan lagu mereka. Padahal Aremania sendiri bukan merupakan suatu organisasi. Mereka datang sendiri-sendiri atau dalam kelompok kecil dari berbagai daerah, namun ketika di stadion mereka satu komando di bawah pimpinan the conductor Yuli Sumpil.

Jangan tanya mengenai fanatisme mereka. Kemanapun Arema bertanding, mereka tidak hanya selalu mendampingi, tapi hadir mendominasi stadion. Puluhan bis, ratusan motor dan beberapa gerbong kereta menjadi kendaraan yang akrab dengan tur-tur mereka. Meski belakangan sempat terjadi gesekan dengan beberapa kelompok suporter, tapi tidak mengurangi image mereka sebagai suporter yang fanatik dan kreatif.

Fanatisme dan kreativitas mereka jugalah yang akhirnya mengundang datangnya sponsor. Kini mereka betul-betul menjelma menjadi klub yang ditata secara profesional. Tidak mengandalkan APBD. Semua itu didapat dengan proses yang cukup panjang. Dan semua itu didapat karena peran besar suporternya.

The Jakmania juga merupakan fenomena tersendiri bagi dunia sepakbola Indonesia. Kemunculannya menjadi bahan pemberitaan di banyak media. Identik dengan warna oranye, kreativitas kita juga tidak kalah dengan suporter manapun. Bahkan kalo dihitung lagu-lagu the Jak banyak terdengar di hampir seluruh stadion di Indonesia. Kalau di Arema punya seorang the conductor, maka kita punya banyak the composer.

Tapi yang paling unik dari the Jakmania adalah heterogenitas. Jakarta kota terbuka. Segala suku ada di Jakarta. Itu juga yang terlihat di Jakmania. Meski dia dari suku manapun tapi kalo udah ngomong soal Persija, semua satu suara. Fanatisme juga ga kalah. Tahun kemarin di Copa Indonesia, Jakmania menjadi suporter terbanyak dalam memberikan dukungan di partai tandang.

Namun masih ada yang kurang dari semua cerita di atas. The Jakmania sebagai pemain ke-12 Persija ternyata belum bisa menggerakkan hati sponsor untuk menjadi pemasok dana bagi tim Persija. Hingga saat ini PT Persija Jaya masih terus menjajaki kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan dana dari sumber lain. Peluang ke arah sana memang terbuka, apalagi kita sekarang pindah main di Senayan yang tentunya menjadi poin tersendiri untuk mendatangkan sponsor.

Yang pertama tentunya a-board di pinggir lapangan. Kalo di Lebak Bulus, kondisi lapangan yang sempit dan jarak tribun penonton yang tinggi mengurangi animo sponsor untuk naro a-board dengan logonya masing-masing. Beda di Senayan yang nota bene lebih luas dan pandangan lebih terbuka.

Pemasukan lain tentunya diharapkan dari tiket. Lebak Bulus kapasitasnya cuma 10.000 orang. Sementara Senayan untuk tribun bawah mencapai 48.000 orang. Meski belum tentu terisi penuh, tapi paling tidak orang-orang yang selama ini ragu datang karena khawatir tidak kebagian tempat duduk tentunya sekarang berbeda. Belum lagi lokasinya yang di tengah kota Jakarta membuat jaraknya lebih terjangkau masyarakat Jakarta yang selalu dihadapkan pada masalah kemacetan.

Semua ini adalah hitungan di atas kertas. Harapan-harapan itu akan menjadi kosong bila ternyata yang hadir tidak memenuhi kuota. Apalagi kalau terjadi kejadian seperti di Bandung kemarin, bukannya untung malah buntung. Suporter bukannya memberikan kontribusi malah datang jatuhnya sanksi.

Untuk itulah wahai para masyarakat oranye sebangsa dan setanah air. Mari kita tunjukkan peran kita sebagai Pemain ke 12 Persija. Mari kita berikan dukungan penuh pada tim kebanggaan kota Jakarta. Ayo berbondong-bondong kita penuhi Senayan. Ayo beramai-ramai kita tunjukkan kreativitas kita. Ayo kita katakan pada seluruh dunia : PERSIJA DIDADAKU – PERSIJA KEBANGGAANKU – KUYAKIN HARI INI PASTI MENANG.

Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 26 July 2008 )